Pada tanggal 20-05-2012, Wilayah 2 mengadakan rekoleksi dengan tema "BERSAMA MARIA MENUJU YESUS"
diadakan di Stasi St, Vincentius Palloti, Perumahan Villa Bandara, Dadap - Cengkareng.
dan dibawakan oleh: frater Serafin Maria CSE dan frater Pio CSE
diadakan di Stasi St, Vincentius Palloti, Perumahan Villa Bandara, Dadap - Cengkareng.
dan dibawakan oleh: frater Serafin Maria CSE dan frater Pio CSE
Santa Perawan Maria, Bunda Allah dalam
Misteri Kristus
Hindari “ekstrem
lebih”
•
Peranan Maria tidak sama dengan
Peranan Kristus dalam sejarah keselamatan manusia.
•
Maria terlalu berpusat pada Kristus.
•
Paham yang menyamakan Maria dengan
Kristus.
•
Memandang Kristus dalam perspektif
Maria.
•
Akibatnya, orang jatuh dalam
penyembahan berhala kepada Maria.
•
Paus Paulus VI mengecam praktek
penghormatan yang salah, yakni melakukan novena atau doa rosario selama
perayaan misa.
•
Juga, kebiasaan kurang tepat “doa
rosario” pada saat adorasi Ekaristi atau Adorasi Sakramen Mahakudus.
Hindari “ekstrem
kurang”
•
Kedudukan Maria tidak sama dengan
kedudukan manusia pada umumnya.
•
Maria yg dipandang sbg “Typos Gereja”
(Citra Asli Gereja).
•
Paham yang meremehkan bahkan menolak
Maria dalam iman Kristiani.
•
Orang tidak mengenal peranan Maria
dalam penghayatan iman Kristiani.
•
Meski ada aliran denominasi Kristen yg
lain “menolak Maria” tetapi ada juga aliran Kristen yang mulai menghormati
Maria dalam ibadatnya, seperti Taize Perancis.
•
Penolakan terhadap Bunda Maria perlu
ditinjau kembali, sebab agama Islam ternyata menghormati “Maria” yang disebut
Mariyam, sebagai ibu Isa Almasih.
Dasar Penghormatan
Maria
•
Pentingnya pengertian hubungan dan
kedudukan Maria yang istimewa dalam Kristus dan Gereja.
•
“Tetapi setelah genap waktunya, maka Allah mengutus
Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan takluk kepada hukum Taurat”
(Gal
4:4).
Yesus Kristus, sungguh Allah &
sungguh manusia dilahirkan seorang perempuan
•
Martabat & kehormatan Maria: Ia
dipilih sbg “Bunda Allah” dan Gereja yg beriman kpd Yesus Kristus menghormati
dengan mulia Santa Perawan Maria, Bunda Allah (LG 52).
•
Di satu sisi, Maria melampui semua
ciptaan krn hubungan rahmat dgn Allah Tritunggal: Bunda Allah, Putri Allah
Bapa, Mempelai Roh Kudus, ia telah ditebus secara mulia.
•
Di lain pihak, ia sama dengan kita yg
membutuhkan keselamatan Kristus, namun ia anggota istimewa Gereja, teladan iman
yang sempurna, ia menjadi model Gereja dan teladan semua orang beriman (LG 53)
•
Peranan Maria dalam misteri Kristus
dan Grj serta kewajiban orang beriman kepada Maria.
•
Dalam Gereja, kedudukan Maria sesudah
Kristus dan plg dekat dgn kita (LG 54)
MARIA DALAM MISTERI KRISTUS
Bunda Almasih dlm
Perjanjian Lama
•
“Dia telah dinubuatkan terlebih dahulu
dalam janji yang disampaikan kepada leluhur kita setelah jatuh ke dalam dosa”
(bdk. Kej 3: 15).
•
Nabi Yesaya menubuatkan, “Sesungguhnya
seorang perempuan muda mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki
dan ia akan menamakan Dia Immanuel” (bdk. Yes 7:14).
•
Perjanjian Lama menyiapkan “Kegenapan
waktu tersebut” ketika Allah “mengutus Putera-Nya, lahir dari wanita… sehingga
kita bisa diangkat sebagai anak-anak-Nya.
•
Kedatangan Putera Allah ke dunia
adalah suatu peristiwa yang dicatat dalam bab pertama Injil Lukas dan Matius
(RM 7; bdk. LG 55).
•
Maria, hamba Tuhan, miskin dan hina
dina. Maria is seorang yg sepenuhnya bergantung kpd Allah & ia
merealisasikan “orang yg miskin & rendah hati” yg telah mnrm janji
keselamatan dr Allah.
•
Maria, Putri Sion. Maria adalah “Israel
yg menantikan janji keselamatan Allah & kepenuhan definitif dr janji
keselamatan Allah.
Maria Menerima Kabar
Gembira
•
Karena Maria dipilih menjadi bunda
Penebus, maka Ia dianugerahi karunia yg layak utk tugas yang luhur itu. Waktu
pewartaan malaikat menyalaminya dgn “penuh rahmat” (Luk 1:28). Supaya ia dapat
memberikan persetujuan imannya kepada pernyataan panggilannya, ia harus
dipenuhi seluruhnya oleh rahmat Allah (LG 56).
•
Krn itu, Gereja menetapkan dogma (kebenaran
iman yang diwahyukan Allah kepada Gereja-Nya, krn itu umat Allah
memegangnya dalam iman, harap dan kasih dgn teguh selama2nya) “Maria
Dikandung Tanpa Noda Dosa Asal” pada 8 Desember 1854 oleh Paus Pius IX dalam
Bulla Ineffabilis Deus.
•
“Perawan Tersuci Maria sejak saat
pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang
mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan
dari segala noda dosa asal”.
•
Itulah sebabnya, Konsili Trente
menegaskan Maria juga “bebas dari segala dosa pribadi atau akibat dosa asal
atau concupiscentia (bebas dari dosa ringan).
•
Maria secara definitif diantar
memasuki misteri Kristus melalui peristiwa “pewartaan oleh malaikat.”
•
Ketika malaikat mewartakan kpd Maria
bhw oleh kuasa Roh Kudus akan melahirkan Putra Allah (bdk. Luk 1: 28-37). Maria
menjawab dlm ketaatan iman “menundukkan budi & kehendaknya kpd
Allah” (lh. Luk 1:37-38). Maka, Maria menjadi “Bunda Allah”.
•
Melawan “ebionisme” (Yesus:manusia)
dan “doketisme” (Yesus:Allah), maka Ireneus menyatakan kebenaran iman ttg
Maria: “Ketidakpercayaan & ketidaktaatan Hawa telah mendtngkan maut dlm
diri manusia, telah dibebaskan oleh iman dan ketaatan Maria kpd Allah,
sehingga ia mendatangkan keselamatan bagi umat manusia”. Maka, Maria, Hawa yg
baru adalah Bunda mereka yang hidup, Bunda umat manusia.
•
Atas serangan Nestorius, krn Yesus
terdr 2 pribadi: manusia & Allah, maka Maria adalah bunda manusia atau
Kristus. Konsili Efesus pd th 431 menetapkan bhw Maria hrs diimani sbg Bunda
Allah untuk menjadi kebenaran Yesus Kristus, sungguh Allah dan sungguh manusia:
“Immanuel sesungguhnya Allah & krn itu sang Perawan Kudus adalah Bunda
Allah krn Ia melahirkan menurut daging, Sabda yg berasal dari Allah dan telah
menjadi daging.”
Maria dan Kanak-kanak
Yesus
•
“Persatuan antara Bunda dan Putra dlm
karya keselamatan ini dinyatakan mulai dari saat ia sebagai perawan menerima
Kristus dalam rahimnya sampai ke saat wafat-Nya” (LG 57)
•
Kaitan Maria dgn “kenosis” Yesus
Kristus (lh. Flp 2: 6-8). Persetujuan Maria dilanjutkan terus dlm semua
pristiwa kehidupannya dalam kaitan dgn Yesus, sampai akhirnya pada Grj awali.
•
“Maria mengunjungi Elisabet” (bdk. Luk
1: 41-45) menyingkapkan:
•
Maria disalami sbg “berbahagia” krn
ketaatan iman akan janji keselamatan.
•
Dalam Roh Kudus, Elisabet bersaksi
“Maria Bunda Allah”.
•
“Berbahagialah dia yg tlah percaya sbb
apa yg dikatakan Tuhan kepadanya akan terlaksana” (Luk 1: 45).
•
Ketika Maria melahirkan Tuhan,
•
“ Tdk mengurangi keutuhan keperawanan
ibunya tetapi malah menyucikannya” (LG 57)
•
Dogma “Maria tetap perawan”, kendati
tak pernah dibuat definisi dogmatis, namun menjadi bagian perbendaharaan iman
gereja yang mengikat orang katolik, sejak abad ke IV baik di grj Barat maupun
TImur. Keperawanan Maria dalam arti “Fisik” dan “rohani”
•
Kemudian, abad VII (Sinode Lateran th
649) lahir 3 arti “keperawanan tetap Maria”, yaitu:
•
Keperawanan sblm melahirkan: Maria
mengandung dr RK dan bukan dr bapak insani.
•
Keperawanan waktu melahirkan: rahim
Maria ttp utuh ketika Yesus lahir daripadanya.
•
Keperawanan sesdh melahirkan: Maria
tdk pernah bersetubuh shg tak ada saudara2 kandung Yesus.
•
Benarkah Yesus memiliki “sdr2 kandung”
(lh. Mat 3:31; 6:3; Yoh 2:12; dsb)?
•
Dalam KS, “saudara” tdk hanya saudara2
kandung ttp juga saudara2 sepupu.
•
Tdk langsung “anak Maria dan Yosef”
namun dikaitkan dgn Yesus.
•
Mrk 6: 3, Yesus adalah anak satu2nya.
•
Sdr2 Yesus: keponakan Yesus, anak2
saudari ipar dari Maria, anak2 Maria yg lain.
•
Yesus sendiri tdk menekankan
“persaudaraan fisik” tetapi lebih mengutamakan “persaudaraan rohani”.
•
“Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah
mereka yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya” (bdk. Luk 8: 20-21).
•
Inilah sikap dasar Maria “menyimpan,
merenungkan dan melaksanakan Sabda-Nya.”
•
Dogma “Kesucian Maria yang sempurna”
berkembang sejak awal abad III dalam tulisan Hippolitus dari Roma.
•
Maria bebas dari segala dosa, ia
memeluk kehendak Allah, membaktikan diri kpd pribadi dan karya PutraNya, dibwh
& bsm Dia, mengabdi misteri penebusan, ia secara aktif bekerja sama
melayani keselamatan manusia dlm kebebasan “ketaatan iman” (LG 56).
•
Maria sebagai “rekan penebus” berarti
bukan berarti sejajar dengan peran Yesus sebagai penebus satu2nya, melainkan
karena peranan Maria dalam karya keselamatan.
•
Dengan ungkapan “Fiatnya” hingga di
kaki salib Yesus, ia mengundang manusia untuk menerima keselamatan Allah dalam
Kristus Yesus melalui Gereja-Nya yang kudus.
•
Ketika “Yesus ditemukan kembali dlm
kenisah”, Yesus menegaskan Maria & Yosef bhw “Ia hrs berada di rumah
Bapa-Nya.”
•
Dlm ketdkmengertian, Maria “menyimpan
dan merenungkan dlm hatinya” serta hidup dalam sabda-Nya (Luk 2: 19-51).
•
Maria memberikan teladan iman akan
sabda Allah “penyerahan diri yg total kpd Allah”.
Maria dan Karya Yesus
•
Pada awal pelayanan Yesus “Perkawinan
di Kana” (Yoh 2: 1-11). Kendati Maria mengalami penolakan dr Yesus, "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum
tiba" (Yoh 2: 4), namun Maria meminta kpd pelayan, "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
(Bdk. Yoh 2:5), dan terjadilah “tanda pertama, air menjadi anggur.”
•
Maria tampil sebagai “Pengantara”,
karena ia adalah “Bunda Allah”. Ibu Yesus minta apa yang dibutuhkan untuk
perjamuan perkawinan. Suatu tanda “perjamuan perkawinan Anak Domba”, atas
permohonan Gereja, Kristus menyerahkan Tubuh dan Darah-Nya.
•
Bkn kita tdk dpt langsung kpd Yesus,
melainkan “pertolongan Maria” di saat2 sulit.
•
Gelar Maria Pengantara “Tugas Maria
sbg Bunda thd mc, sama sekali tidak mengaburkan atau mengurangi kepengantaraan
Kristus yg satu2nya itu, melainkan menunjukkan kekuasaan-Nya” (LG 60).
•
Kristus: pengantara kpd Allah, sdgkan
Maria: pengantara kepada Yesus.
•
Sharing doa pembebasan di LBJ.
•
Pada waktu “Maria berdiri di bawah
salib Yesus”. Berkatalah Yesus kepada ibunya, “Ibu, inilah anakmu” dan kepada
muridnya, “Inilah, ibumu” (Yoh 19: 25-27)
•
Maria bsm Yesus “mengosongkan
diri-Nya” dan menderita bsm Yesus.
•
Persatuan dengan Yesus sbg ungkapan
“fiat” hingga pada salib Yesus.
•
Sejak saat itu, Maria menjadi Bunda
bagi murid-murid-Nya yang percaya kepada Yesus, ia menjadi bunda orang beriman,
bahkan bunda semua orang hidup.
•
Maria menjadi Bunda Gereja bukan
karena ikatan fisik melainkan karena ikatan iman, “ia (Maria) mengenali dan
melaksanakan kehendak Allah scr sempurna.”
•
Maria sebagai Bunda Gereja, “Bunda
segenap umat Kristen, baik anggotanya maupun gembalanya” (Paus Paulus VI)
•
“Atas pilihan Allah Bapa, sesuai kuasa
Roh Cinta Kasih, memberikan kehidupan manusiawi bagi Allah Putera, memohon
rahmat Allah bagi umat-Nya” (Paus Yohanes Paulus II).
•
Sharing diganggu roh jahat di
LBJ.
Maria dan Gereja
Perdana
•
Sesdh wafat dan kemuliaan Yesus, Maria
bsm para rasul “bertekun sehati dalam doa” (Kis 1: 14) menantikan dan menerima
janji Kristus, yaitu pencurahan Roh Kudus.
•
Hal ini menunjukkan peran Maria dalam
doa dan ketenangannya dalam hidup Yesus dan mendampingi para rasul melanjutkan
ajaran dan karya putranya.
•
Akhirnya, Maria “yang bebas dari dosa
asal”, ia “diangkat ke dalam kemuliaan surgawi” dan “ia dimahkotai di surga”
sebagai ratu surga. Ajaran iman (dogma) ditetapkan Paus Pius XII pd 1 Nopember
1950 dalam Bulla Munificentissimus Deus: “Bunda Allah tak bernoda, Maria
tetap perawan, sesdh menyelesaikan jalan hidupnya di dunia, tlh diangkat ke dlm
kemuliaan surgawi dgn bdn & jiwa dan badannya.
•
Krn Maria sluruh hidup “mengambil
bagian dlm hidup Yesus”, maka ia juga mengambil bagian dalam “kemuliaan Yesus”.
•
Namun, berbeda dgn Yesus yg bangkit,
Maria “diangkat ke surga jiwa dan badannya”.
•
Seluruh eksistensi Maria “bebas dr
dosa” krn persekutuan dgn Kristus, beralih dalam eksistensi dalam “kemuliaan
surgawi”.
•
Maka, dogma “Maria diangkat ke surga”
memadatkan seluruh ajaran & dogma Gereja ttg Maria: Perawan dan Bunda
Allah, kesucian, dan yang dikandung tanpa noda dosa asal”. Gereja menghormati
Maria dengan mulia “yang mengantar manusia pada keselamatan Allah dlm Kristus”
(Per Mariam ad Jesum).
•
Sharing “seorang suster atas
pertolongan Bunda Maria”.
IBADAT KEPADA MARIA
DALAM GEREJA
•
Penghormatan kepada Maria bukan
“penyembahan” yang ditujukan kepada Allah.
•
Posisi Maria selalu di bawah Sang
Pencipta, Allah Tritunggal dan dibawah Kristus.
•
Sesudah Ekaristi, devosi Maria adalah
yg trbsr.
•
Di antara para kudus, Maria menempati
urutan pertama dan terhormat krn teladan luhurnya.
•
Krn itu hindari, gejala emosionalisme
yg berlebihan dan sikap mudah percaya tanpa dasar yang benar.
•
Devosi dan penghormatan Maria yang
benar selalu mengantar, membawa, terarah pada iman kepada Allah Tritunggal
dalam Kristus.
•
Berdsrkan: Kitab Suci, Bapa2 Gereja,
Pujangga2 Gereja, dan liturgi suci.
•
Amat penting agar setiap devosi kepada
Maria dilandaskan atas iman yang benar dan sejati (Kitab Suci, Tradisi,
Magisterium Gereja).
•
Dengan pemahaman yg benar mengarahkan
penghayatan yg benar sbg ungkapan cinta anak kepada ibunya.
Meneladani keutamaan Maria: iman,
pelaksana kehendak Allah, terbuka pada bimbingan Roh Kudus,
jiwa kontemplatifnya
•
Sejak konsili Efesus th 431,
penghormatan yang benar, tepat dan seimbang kepada Maria dalam doa dan devosi
liturgis karena bersifat teologis.
•
Hari Raya: 1 Januari (Bunda Allah), 15
Agustus (Maria Diangkat ke Surga), 8 Desember (Maria Dikandung Tanpa Noda), 25
Maret (Kabar Sukacita), 25 Desember (Natal) dan 6 Januari (Penampakan Tuhan).
•
Pesta: 31 Mei (Maria Mengunjungi
Elisabet), 8 September (Pesta Kelahiran Santa Perawan Maria)
•
Peringatan Wajib: 22 Agustus (Santa
Perawan Ratu), 15 September (Santa Perawan Maria Berdukacita), 7 Oktober
(Rosario Santa Perawan Maria), 21 Nopember (Santa Perawan Maria Dipersembahkan
di Kenisah).
•
Peringatan Fakultatif
Santa Perawan Maria di Lourdes (11 Pebruari), Peringatan Fakultatif Hati
Maria Tak Bernoda (Hari Sabtu sesudah Hari Raya Hati Yesus Mahakudus), Santa
Perawan Maria dari Gunung Karmel (16 Juli).
•
Peringatan Santa Perawan Maria pada
Hari Sabtu.
•
Sharing “doa kaul kekal di Gua Maria Melo”.
•
Doa kepada Maria sbb:
•
Salam Maria: Doa ini berasal dari
salam malaikat dan Elisabet sejak abad VI – VII, kemudian dilengkapi pada th
1498 dan ditetapkan oleh Paus Pius V pd tahun 1568.
•
Doa Rosario: dimaksud utk merenungkan
misteri Kristus dan dipopulerkan oleh Ordo Dominikan.
•
Doa malaikat Tuhan: didoakan tiga kali
sehari. Isinya: teladan Maria dlm karya keselamatan Allah, yg diselingi doa
Salam Maria. Pd th 1742 Paus Benediktus XV menggantinya dengan Ratu Surga pada
masa Paska.
•
Litani Maria: membedakan dgn
penyembahan kpd Allah, pd seruan “doakanlah kami.”
•
Sharing Pertolongan maria “di waktu
sulit”
PENAMPAKAN MARIA
•
Penampakan “jangan dipandang rendah”
•
Tetapi sekaligus “jgn dimutlakkan”
•
Jika, penampakan otentik dan diakui
Gereja, “boleh diterima” tp tdk “diwajibkan” sejauh demi iman kpd Kristus dlm
Gereja.
•
Berlaku wejangan Paulus, “Jgn padamkan
roh, tp ujilah segala sesuatu dan peganglah apa yang baik” (bdk. 1 Tes 5: 19 –
21).
•
Penting pembedaan “Wahyu Publik” dan
“Wahyu Pribadi”
•
Wahyu Publik: Karya Keselamatan Allah
kepada manusia dalam pribadi Kristus melalui Kuasa Roh Kudus, yg dimulai dari
Perjanjian Lama dan berakhir dlm Perjanjian Baru.
•
Tidak perlu “penglihatan, wahyu,
nubuat, sabda” di luar Kristus (S. Yohanes Salib).
•
Namun, kepenuhan wahyu publik itu,
isinya sama sekali belum digali seluruhnya.
•
Maka, dalam menilai dan menafsirkan
“wahyu pribadi” diserahkan kpd Magisterium Gereja dan seluruh orang beriman
mentaatinya dalam iman kpd Kristus dlm Gereja.
•
“Sabda bertumbuh”, “meditasi, studi,
pengalaman rohani”, “pewartaan karismatis.”
•
Wahyu Publik menuntut iman dr Kitab
Suci, Tradisi, Magisterium Gereja, tulisan Pujangga dan orang kudus Gereja.
•
Sdgkan, wahyu pribadi adalah
sarana utk menghayati iman yg benar bukan melawan bahkan menggantikannya.
•
Wahyu pribadi perlu diperiksa dlm hub
dgn wahyu publik dlm discernment.
•
Perbedaan antara “karunia” dgn
“ramalan”
•
Ramalan cenderung mencari “sensasi”
krn alasan psikologi dan dpt mudah jatuh dalam tipuan si jahat.
•
Sedangkan, karunia rohani melulu
datang atas inisiatif dari Allah dan demi kemuliaan nama-Nya dan keselamatan
jiwa (bdk. penampakan Maria yg otentik dan Maria Simma).
•
Krn itu, Wahyu Pribadi bersifat karisma
kenabian atau nubuat, bukan meramalkan kejadian masa depan melainkan “pernyataan
kehendak Allah pada zaman sekarang dan saat ini”.
•
Dr struktur antropologis wahyu
pribadi, “pengenalan indrawi”, “pengenalan batin”, dan “pengenalan
rohani”. Wahyu pribadi yg otentik msk dlm kategori 2 bahkan 3.
•
Jika msh dalam kategori pertama dan
cenderung “meramal” maka wahyu pribadi itu bukan berasal dari Roh Kudus.
•
Spy kita aman dr segala hal2 tsb yg
kerap melemahkan iman dan menjauhkan dr Allah, maka:
•
“lupakanlah semua itu”, “peliharalah
damai batin”, dan “arahkan segala ada kepada Allah”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar